Judul : 4 Pertanyaan di Mahsyar
Sumber :
Hari : Jumat/2 Agustus 2013
Masjid : Ikhsanul Iman
Penceramah : Bapak Dukut Wahyudi
4 Pertanyaan di Mahsyar
Bismillahirohmanirrohim, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh.
Dan didatangkanlah para Nabi dan saksi-saksi dan diputuskan diantara mereka dengan adil" QS Az-Zumar:69.
Di Padang Mahsyar, seluruh manusia akan dikumpulkan kembali. Padang yang terhampar luas dan rata, serta terang benderang disinari cahaya Allah swt.
Manusia akan berjejer, berbaris-baris menghadapkan wajahnya kepada Allah menanti perhitungan diri masing-masing. Akan ditimbang seluruh kebaikan dan keburukan manusia, apa yang pernah dikerjakan dan apa yang pernah ditinggalkan.
Sebesar debu kebaikan ia akan melihatnya, dan sebesar debu kejahatannya ia akan melihatnya pula. Tidak ada yang luput dari catatan aparat malaikat yang bertugas mencatatnya sewaktu di dunia.
Tentu banyak pertanyaan yang akan dihadapi, apalagi terkait urusan dengan manusia yang belum selesai saat di dunia. Disinilah pengadilan yang hakiki. Namun ada sabda Nabi saw sbb:
"Tidak boleh melangkah kaki seseorang di hari kiamat (mahsyar) sehingga ia ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. Tentang jasadnya, untuk apa dia pergunakan. Tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan ke mana dia belanjakan. Tentang ilmunya, apa amal yang diperbuatnya"~ Al-Hadits.
Ini adalah pertanyaan yang berat dan tidak mudah dijawab. Ketika seseorang dikarunia Allah swt berumur panjang, untuk apa dia habiskan. Apakah untuk beribadah kepada Allah swt atau justru untuk maksiat. Umur dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari, bahkan dari menit ke menit akan dipertanggung jawabkan di Padang Mahsyar kelak.
Ketika kita diberi tubuh yang sehat, paras yang cantik atau ganteng, untuk apa kita gunakan. Apakah untuk ketaatan kepada Allah, atau melalaikan perintah-perintahNya.
Ketika kita diberikan harta, dari mana diperoleh. Halal atau haramkah harta itu. Lalu dibelanjakan untuk apa? Apakah untuk mendekatkan diri pada-Nya, atau justru berleha-leha semakin jauh dari penghambaan diri kepada Allah swt?
Tentang ilmu dan kepintaran yang kita miliki, adakah pengamalannya sudah sesuai dengan tuntunan syariat. Bagaimana akibatnya, jika yang bersangkutan malah menuntut ilmu hitam dan melakukan kedurhakaan dan kejahatan.
Amat pelik persoalan yang akan melilitnya esok saat yaumul hisab, hari perhitungan. Seorang ayah akan ditanya tanggung jawabnya terhadap isteri dan anak-anaknya, sudahkah ia mendidik dan membimbing anak isterinya ke jalan Allah. Ataukah ia abai terhadap amanah tersebut.
Seorang ibu akan ditanya tentang rumah suaminya, tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Bahkan seorang pemimpin akan ditanya tentang orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga para pemimpin akan dihisab belakangan, setelah orang-orang biasa selesai.
Lalu berapa lamakah manusia akan berada di Padang Mahsyar. Satu keterangan hadits, mengatakan lamanya ribuan tahun.
"Siapa yang dirincikan hisabnya, maka ia akan celaka," ujar Nabi saw.
"Allahumma yassir hisabanaa, Wa Yammin kitaabana..Ya Allah mudahkanlah hisab kami. Dan berilah kitab kami dari sebelah kanan".
elisepti.blogspot.com
Minggu, 18 Agustus 2013
Judul : Efek jauh dari Al-Qur'an
Sumber :
Hari : Minggu/28 Juli 2013
Masjid : Ikhsanul Iman
Penceramah : Bapak Sukiman
Efek jauh dari Al-Qur'an
Bismillahirohmanirrohim, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh.
“Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu (Al-Qur’an), maka baginya rezeki yang sempit. Dan di hari kiamat dia akan didatangkan dalam keadaan buta” QS Thaha: 124.
Al-Qur’an adalah pegangan hidup setiap muslim, petunjuk jalan agar tidak tersesat dalam mengarungi bahtera kehidupan. Jika kita mempedomaninya, tentu akan diberkahi penuh keselamatan. Dan jika kita berpaling darinya, maka tentu akan ditimpa oleh berbagai bencana.
Hal ini sudah merupakan ketetapan Allah swt: “Sungguh telah berlaku sunnah (ketentuan) Allah, atas orang-orang sebelum kalian, maka berjalanlah kalian di muka bumi ini- dan saksikanlah- bagaimana akibat yang menimpa orang-orang yang mendustakannya (mengingkari Al-Qur’an)”.
Bencana-bencana yang akan datang jika jauh dari Al-Qur’an:
Pertama, bencana Moral; Apabila seseorang tidak berpedoman kepada kitabullah Al-Qur’an, maka tentu dia akan mengikuti hawa nafsunya. Dan apabila banyak orang yang berlaku demikian, maka tentu akan terjadi bencana moral di masyarakat. Karena moral seorang muslim tentu dibentuk atas dasar petunjuk dari Al-Qur’an.
Kedua, bencana Fisik; hal ini diungkapkan Allah swt dalam surat Al-A’raaf ayat 96: “Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami azab mereka akibat kedustaan mereka”. Kepada kaum-kaum penentang sebelumnya, Allah swt telah menurunkan azab, gelombang seperti tsunami terhadap kaum nabi Nuh as., hujan batu yang menimpa kaum Nabi Luth as karena menganut homo seks, Fir’aun yang ditenggelamkan karena menentang Musa as, dan tentunya tengoklah apa yang menimpa para penentang Nabi Muhammad saw, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf, Musailamah Alkadzzab dll.
Ketiga, bencana Ekonomi; kata ma’isyatan dhanka dalam surat Thaha : 124 diatas bermakna mata pencaharian yang sempit. Rezeki akan susah, tekanan ekonomi semakin berat, lantaran mereka jauh dari Al-Qur’an.
Keempat, bencana Sosial; Manakala kaum muslimin jauh dari Al-Qur’an, tentu hubungan ukhuwwah sesama muslim tidak akan baik. Hubungan dengan tetangga, hubungan-hubungan sosial akan rusak. Hal ini merupakan bibit-bibit perpecahan ummat bahkan perpecahan bangsa. Jika ini terjadi, tentu merupakan bencana sosial bagi kita semua.
Kelima, bencana Keimanan; Kerusakan iman kaum muslimin akan menjadi sasaran akhir jauhnya mereka dari pedoman hidup Al-Qur’an. Karena tidak faham Al-Qur’an, sehingga mereka tidak mengerti: mengapa harus mengerjakan sholat, mengapa harus puasa, mengapa harus zakat, haji dst. Lama-lama tentu keimanannya akan tergerus dan mulai bertanya, mengapa kita harus beriman?. Nau’dzubillahi min dzalik.
Sumber :
Hari : Minggu/28 Juli 2013
Masjid : Ikhsanul Iman
Penceramah : Bapak Sukiman
Efek jauh dari Al-Qur'an
Bismillahirohmanirrohim, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh.
“Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu (Al-Qur’an), maka baginya rezeki yang sempit. Dan di hari kiamat dia akan didatangkan dalam keadaan buta” QS Thaha: 124.
Al-Qur’an adalah pegangan hidup setiap muslim, petunjuk jalan agar tidak tersesat dalam mengarungi bahtera kehidupan. Jika kita mempedomaninya, tentu akan diberkahi penuh keselamatan. Dan jika kita berpaling darinya, maka tentu akan ditimpa oleh berbagai bencana.
Hal ini sudah merupakan ketetapan Allah swt: “Sungguh telah berlaku sunnah (ketentuan) Allah, atas orang-orang sebelum kalian, maka berjalanlah kalian di muka bumi ini- dan saksikanlah- bagaimana akibat yang menimpa orang-orang yang mendustakannya (mengingkari Al-Qur’an)”.
Bencana-bencana yang akan datang jika jauh dari Al-Qur’an:
Pertama, bencana Moral; Apabila seseorang tidak berpedoman kepada kitabullah Al-Qur’an, maka tentu dia akan mengikuti hawa nafsunya. Dan apabila banyak orang yang berlaku demikian, maka tentu akan terjadi bencana moral di masyarakat. Karena moral seorang muslim tentu dibentuk atas dasar petunjuk dari Al-Qur’an.
Kedua, bencana Fisik; hal ini diungkapkan Allah swt dalam surat Al-A’raaf ayat 96: “Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami azab mereka akibat kedustaan mereka”. Kepada kaum-kaum penentang sebelumnya, Allah swt telah menurunkan azab, gelombang seperti tsunami terhadap kaum nabi Nuh as., hujan batu yang menimpa kaum Nabi Luth as karena menganut homo seks, Fir’aun yang ditenggelamkan karena menentang Musa as, dan tentunya tengoklah apa yang menimpa para penentang Nabi Muhammad saw, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf, Musailamah Alkadzzab dll.
Ketiga, bencana Ekonomi; kata ma’isyatan dhanka dalam surat Thaha : 124 diatas bermakna mata pencaharian yang sempit. Rezeki akan susah, tekanan ekonomi semakin berat, lantaran mereka jauh dari Al-Qur’an.
Keempat, bencana Sosial; Manakala kaum muslimin jauh dari Al-Qur’an, tentu hubungan ukhuwwah sesama muslim tidak akan baik. Hubungan dengan tetangga, hubungan-hubungan sosial akan rusak. Hal ini merupakan bibit-bibit perpecahan ummat bahkan perpecahan bangsa. Jika ini terjadi, tentu merupakan bencana sosial bagi kita semua.
Kelima, bencana Keimanan; Kerusakan iman kaum muslimin akan menjadi sasaran akhir jauhnya mereka dari pedoman hidup Al-Qur’an. Karena tidak faham Al-Qur’an, sehingga mereka tidak mengerti: mengapa harus mengerjakan sholat, mengapa harus puasa, mengapa harus zakat, haji dst. Lama-lama tentu keimanannya akan tergerus dan mulai bertanya, mengapa kita harus beriman?. Nau’dzubillahi min dzalik.
Judul : Malam Nuzulul Qur’an
Sumber :
Hari : Jumat/26 Juli 2013
Masjid : Ikhsanul Iman
Penceramah : Bapak Suyatno
Malam Nuzulul Qur’an
Auzubillahimnassaitonirrojim,
Bismillahirohmanirrohim, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh.
Para jamaah
sholat Isya, Tarawih dan Witir yang dibahagikan oleh Allah SWT. Malam ini
adalah malam ketujuh belas kita melaksanakan sholat sunat tarawih dan witir
serta tadarus.
Para jamaah
sholat Isya, Tarawih dan Witir yang berbahagia dan dirahmati oleh Allah SWT,
pada malam ini adalah malam turunnya Al-Quran, yaitu tanggal 17 Ramadhan. Pada
malam ini adalah malam yang bersejarah bagi umat Islam, karena turunnya
Al-Quran yang diturunkan oleh Allah melalui seorang Malaikat yang bernama
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di gua Hira. Sebuah gua yang digunakan oleh
Rasulullah SAW untuk menyendiri. Sejak dari itulah hingga kini Kitab Suci
Al-Quran menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia. Waktu itu usia Nabi
Muhammad SAW 40 tahun lebih 6 bulan 8 hari, atau kira-kira 13 tahun sebelum ia
hijrah dari Makkah ke Madinah. Semua itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan
bersamaan tanggal 6-8-610 M.
Ayat Al-Quran
yang mana yang telah diturunkan oleh Allah SWT pada malam itu? Adapun ayatnya
yaitu “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam*, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al-Alaq: 1-5).
Keterangan*:
Maksudnya adalah Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Sejak saat
itulah beliau secara resmi menjadi Rasul untuk umat manusia seluruh jagat raya.
Untuk itulah pada malam ini, mari kita kumandangkan kalam Ilahi, mari kita
perbanyak membaca ayat-ayat suci Al-Quran semoga dengan membaca ayat-ayat suci
tersebut, pahala kita akan terus bertambah. Dalam kesempatan ini pula, saya
katakan pergiatlah pengajian-pengajian kita walaupun di mana kita berada.
Para
jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT, pada malam tanggal 17 Ramadhan ini,
pahala sholat Tarawih adalah “dia akan diberi pahala oleh Allah sebanyak pahala
para Nabi”. Saya menghimbau pada bapak dan ibu... ayo kita didik anak-anak kita
untuk membaca Al-Quran. Dan pada masyarakat bimbinglah mereka-mereka itu ke
jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Karena selagi kita berpegang teguh pada
Kitabullah dan Sunnah Rasul kita tidak akan pernah tersesat. Al-Quran adalah
petunjuk dan pedoman untuk kita hidup di dunia dan keselamatn hidup kita di akhirat.
Allah SWT
berfirman dalam Quran Surah Al-Baqarah ayat 185, yang artinya “(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena
itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185).
Sekali lagi
saya menghimbau, khususnya pada adik-adik, anak-anak didik, perbanyaklah
beramal, sholat, puasa dan jangan lupa membaca Al-Quran (ngaji), pada bulan Ramadhan
ini serta pada hari-harai atau pada bulan yang lainnya. Janganlah kita hanya
pandai bicara, bahwa kita ini adalah hamba yang bertaqwa! Namun tidak ada
terlihat sedikitpun perilaku yang sesuai dengan petunjuk Al-Quran.
Demikianlah
kultum pada malam ini yang dapat saya sampaikan. Semoga amal ibadah kita
diterima oleh Allah SWT. Amin.... Wasalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh....
Judul : Manfaat Puasa
Sumber :
Hari : Minggu/21 Juli 2013
Masjid : Ikhsanul Iman
Penceramah : Bapak Suyatno
Manfaat Puasa
Auzubillahimnassaitonirrojim, Bismillahirohmanirrohim,
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh.
Para jamaah sholat Isya, Tarawih dan Witir yang
dibahagian oleh Allah SWT. Malam ini adalah malam ketiga kita melaksanakan
sholat sunat tarawih dan witir serta.
Para jamaah yang dimuliakan Allah SWT, hikmah puasa itu
ada empat macam yaitu:
1. Tanda terima kasih kita kepada Allah
SWT.
Maksudnya karena semua ibadah mengandung terima kasih
atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita yang tidak terbatas dan
tidak ternilai harganya, seperti melihat, mendengar, bicara dan lain-lain
sebagainya. Tanda terima kasih kepada Allah SWT adalah sebagai tanda kita
mengucap syukur kehadirat-Nya.
2. Didikan kepercayaan.
Maksudnya seseorang yang telah sanggup menahan dan
mengendalikan hawa nafsunya. Sehingga hati kita merasa atau menjadi malu untuk
melakukan perkara-perkara yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wata’ala, walaupun
tiada orang yang melihat, meskipun kita berada di dalam kamar yang tertutup
rapat dan gelap.
3. Didikan perasaan belas kasih
terhadap fakir miskin.
Maksudnya semua fakir miskin merasakan sakit dan pedih
serta perih, karena perut keroncongan, maka dengan puasa timbul fikiran belas
kasihan dan kita ingin menolong fakir miskin tersebut. Namun bagi orang-orang
yang mau berfikir.
Ingat, kaya dan miskin semuanya sama dihadapan Tuhan yang
Maha Esa, yang membedakan kita hanyalah iman dan taqwanya. Maka dari itu
santunilah fakir miskin dan anak-anak yatim.
4. Kesehatan.
Maksudnya dengan puasa kita bisa sehat, sebagaimana
hadist Rasulullah SAW yang artinya “berpuasalah kamu supaya kamu sehat”. Orang
yang banyak makan dan tidak teratur, maka orang itu akan jadi malas, jadi
ngantuk atau bisa jadi sakit. Karena kesehatan tubuh menjadi tidak seimbang.
Dengan puasa berarti memberikan kesempatan kepada perut untuk istirahat. Dan
dalam hadits lain Rasulullah SAW mengatakan “makan dan minumlah kamu, tapi
jangan berlebih-lebihan”.
Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin....
Wasalamualaikum Warohmatullahi Wabarkatuh....
Langganan:
Postingan (Atom)